Disfungsi
Ereksi (DE, "impotensi laki-laki") adalah disfungsi seksual yang
ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengembangkan atau mempertahankan ereksi
pada penis selama kinerja seksual.
Sebuah ereksi penis adalah efek hidrolik darah masuk dan dipertahankan dalam tubuh seperti spons di dalam penis. Proses ini sering dimulai sebagai akibat dari gairah seksual, ketika sinyal tersebut dikirimkan dari otak ke saraf di penis. Disfungsi ereksi ditunjukkan ketika ereksi sulit untuk menghasilkan.Ada berbagai penyebab
peredaran darah, termasuk perubahan saluran kalium tegangan-gated, seperti dalam
keracunan arsenik dari air minum. Penyebab organik yang paling penting adalah
penyakit jantung dan diabetes, masalah neurologis (misalnya, trauma dari
operasi prostatectomy), insufficiencies hormonal (hipogonadisme) dan efek
samping obat.
impotensi psikologis adalah di mana ereksi atau penetrasi gagal karena pikiran atau perasaan (alasan psikologis) daripada kemustahilan fisik; di impotensi psikologis, ada respon yang kuat untuk pengobatan plasebo. Disfungsi ereksi, terikat erat karena tentang adanya ide konsekuensi kesejahteraan fisik, dapat memiliki psikologis yang parah.
Terjadinya impotensi dapat terjadi karena :
Sebuah ereksi penis adalah efek hidrolik darah masuk dan dipertahankan dalam tubuh seperti spons di dalam penis. Proses ini sering dimulai sebagai akibat dari gairah seksual, ketika sinyal tersebut dikirimkan dari otak ke saraf di penis. Disfungsi ereksi ditunjukkan ketika ereksi sulit untuk menghasilkan.
impotensi psikologis adalah di mana ereksi atau penetrasi gagal karena pikiran atau perasaan (alasan psikologis) daripada kemustahilan fisik; di impotensi psikologis, ada respon yang kuat untuk pengobatan plasebo. Disfungsi ereksi, terikat erat karena tentang adanya ide konsekuensi kesejahteraan fisik, dapat memiliki psikologis yang parah.
Terjadinya impotensi dapat terjadi karena :
1. Gangguan fisikologis
Gangguan fisikologis yang sering kali terjadi antara lain seperti gangguan syaraf, gangguan hormonal, trauma, pemakaian obat-obat tertentu (narkoba, seperti ganja dan opium), merokok, efek samping dari pengobatan (depresi, tekanan darah tinggi), penyempitan pembuluh darah, trauma karena operasi (menyebabkan sirkulasi darah ke buah zakar terjadi dengan buruk), rusaknya sumsum tulang belakang (trauma medulla spinalis), pembengkakan prostat, rusaknya syaraf akibat penyakit kelamin, dan pembengkakan syaraf-syaraf yang terjadi karena difteria. Pada kasus umum, impotensi yang dipicu masalah fisik sering mengakibatkan terganggunya atau merusak aliran darah. Pada kenyataannya hampir sebagian besar kaum pria pernah gagal mengalami ereksi dalam hidup, walau hanya sesaat yang biasanya sering terjadi jika mereka sedang kelelahan, stres, atau mengkonsumsi alkohol.
Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia, sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi.
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.
Gangguan fisikologis yang sering kali terjadi antara lain seperti gangguan syaraf, gangguan hormonal, trauma, pemakaian obat-obat tertentu (narkoba, seperti ganja dan opium), merokok, efek samping dari pengobatan (depresi, tekanan darah tinggi), penyempitan pembuluh darah, trauma karena operasi (menyebabkan sirkulasi darah ke buah zakar terjadi dengan buruk), rusaknya sumsum tulang belakang (trauma medulla spinalis), pembengkakan prostat, rusaknya syaraf akibat penyakit kelamin, dan pembengkakan syaraf-syaraf yang terjadi karena difteria. Pada kasus umum, impotensi yang dipicu masalah fisik sering mengakibatkan terganggunya atau merusak aliran darah. Pada kenyataannya hampir sebagian besar kaum pria pernah gagal mengalami ereksi dalam hidup, walau hanya sesaat yang biasanya sering terjadi jika mereka sedang kelelahan, stres, atau mengkonsumsi alkohol.
Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia, sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi.
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi. Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.
Kerusakan
saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.
Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat:
Cedera
Diabetes melitus
Sklerosis
multiple
Stroke
Obat-obatan
Alkohol
Penyakit
tulang belakang bagian bawah
Pembedahan
rektum atau prostat.
Sekitar
25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria usia lanjut
yang banyak mengonsumsi obat-obatan).
Obat-obat
yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
Anti-hipertensi
Anti-psikosa
Anti-depresi
Obat
penenang dll
Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya
kadar hormon testosteron. Tetapi penurunan kadar hormon pria (yang cenderung
terjadi akibat proses penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan
gairah seksual (libido).
2. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis seperti perasaan stres, terburu-buru, ketakutan, cemas terhadap sesuatu, rasa bersalah, depresi, maupun obat anti depresan yang sedang dikonsumsi. Jika seorang pria masih dapat ereksi setiap pagi, dan melakukan masturbasi sampai klimaks, berarti impotent yang mereka alami hanya karena masalah psikologis.
3. Gabungan antara gangguan fisikologis dan psikologis
Banyak pria mengalami impotensi karena gabungan antara masalah fisik dan psikologis. Rasa stres dan tertekan membuat keadaan tersebut semakin bertambah buruk. Apalagi didukung dengan kebiasaan para pria yang sering menyimpan dan merasa malu untuk menceritakan masalah yang tengah mereka alami dengan orang lain.
4. Kelebihan dan kekurangan zat atau fungsi suatu organ
5. Tersumbatnya darah dari dan menuju buah zakar.
6. Penyakit lain
TBC, malaria, dan kencing manis (diabetes mellitus) dapat mempengaruhi terjadinya impotensi.
7. Pendidikan dan pengertian sex yang negative
Berpendapat bahwa sex merupakan perbuatan kotor dan berdosa.
8. Faktor-faktor lain
Jika seseorang hanya dapat ereksi jika berhubungan dengan wanita yang memiliki kedudukan dalam bidang sosial dan ekonomi. Atau seseorang yang memiliki konstruksi tubuh kurang kuat.
2. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis seperti perasaan stres, terburu-buru, ketakutan, cemas terhadap sesuatu, rasa bersalah, depresi, maupun obat anti depresan yang sedang dikonsumsi. Jika seorang pria masih dapat ereksi setiap pagi, dan melakukan masturbasi sampai klimaks, berarti impotent yang mereka alami hanya karena masalah psikologis.
3. Gabungan antara gangguan fisikologis dan psikologis
Banyak pria mengalami impotensi karena gabungan antara masalah fisik dan psikologis. Rasa stres dan tertekan membuat keadaan tersebut semakin bertambah buruk. Apalagi didukung dengan kebiasaan para pria yang sering menyimpan dan merasa malu untuk menceritakan masalah yang tengah mereka alami dengan orang lain.
4. Kelebihan dan kekurangan zat atau fungsi suatu organ
5. Tersumbatnya darah dari dan menuju buah zakar.
6. Penyakit lain
TBC, malaria, dan kencing manis (diabetes mellitus) dapat mempengaruhi terjadinya impotensi.
7. Pendidikan dan pengertian sex yang negative
Berpendapat bahwa sex merupakan perbuatan kotor dan berdosa.
8. Faktor-faktor lain
Jika seseorang hanya dapat ereksi jika berhubungan dengan wanita yang memiliki kedudukan dalam bidang sosial dan ekonomi. Atau seseorang yang memiliki konstruksi tubuh kurang kuat.
Jenis
Impotensi:
Hubungan seksual penting dalam pernikahan. Banyak orang berpendapat, dengan melakukan hubungan seksual, maka akan terbentuk hubungan emosional yang lebih erat di antara pasangan, sehingga sering dikaitkan dengan keharmonisan sebuah keluarga.
Impoten atau disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Jenis-jenis impotensi :
Hubungan seksual penting dalam pernikahan. Banyak orang berpendapat, dengan melakukan hubungan seksual, maka akan terbentuk hubungan emosional yang lebih erat di antara pasangan, sehingga sering dikaitkan dengan keharmonisan sebuah keluarga.
Impoten atau disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Jenis-jenis impotensi :
1. Impotensi primer
Terjadi jika keluhan impotensi sudah ada sejak awal saat seseorang melakukan hubungan seksual (pada pengalaman pertama).
2. Impotensi sekunder
Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada seseorang yang sebelumnya tidak mengalami keluhan impotensi.
3. Impotensi absolute
Terjadi jika keluhan impotensi terjadi secara terus menerus, tanpa memandang waktu, tempat, dan pasangannya.
4. Impotensi selektif
Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada wanita tertentu. Baik pada istri ataupun wanita lain.
Terjadi jika keluhan impotensi sudah ada sejak awal saat seseorang melakukan hubungan seksual (pada pengalaman pertama).
2. Impotensi sekunder
Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada seseorang yang sebelumnya tidak mengalami keluhan impotensi.
3. Impotensi absolute
Terjadi jika keluhan impotensi terjadi secara terus menerus, tanpa memandang waktu, tempat, dan pasangannya.
4. Impotensi selektif
Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada wanita tertentu. Baik pada istri ataupun wanita lain.
Gejala:
Penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi.
Diagnosa
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejalanya. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya
perubahan ciri seksual pria, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta
perubahan pada rambut, suara maupun kulit.
Untuk
membedakan penyebab fisik atau psikis, dapat dilihat dari ereksi tidur yang
biasanya dijumpai pula saat bangun pagi/morning erection. jika saat penderita
masih mengalami morning erction, berarti impotensinya disebabkan oleh masalah
psikis dan sebaliknya, jika penderita tidak mengalami morning erection maka
penyebab impotensinya adalah masalah fisik.
Untuk
mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan selangkangan (yang
memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan darah di tungkai.
Pemeriksaan
lainnya yang mungkin perlu dilakukan:
Pemeriksaan
darah lengkap
Pemeriksaan
gula darah untuk diabetes
Pemeriksaan
kadar TSH
USG
penis.
Pengobatan
Herbal :
Ginseng merah, Cordyceps, Tanduk menjangan, Kuda laut, Horny Goat weed dll
Akupunktur:
meningkatkan aliran darah ke organ vital, meningkatkan stamina tubuh, meningkatkan produksi hormon, menjaga
keseimbangan organ tubuh, menghilangkan stress dan ketegangan mental. Sehingga
dapat mengatasi berbagai masalah disfungsi ereksi.
Contoh kasus:
1. Deny, 35 tahun, kemampuan ereksi menurun secara bertahap selama 3 bulan dan kini tak dapat ereksi, badan terasa lemas, pinggang kurang bertenaga, tidak ada riwayat penyakit diabetes dan hipertensi, nadi halus, lidah merah selaput putih tipis. Setelah menjalani terapi selama 2 minggu, mulai mampu ereksi, namun tidak bisa bertahan lama, setelah 1 bulan terapi kini bisa berhubungan intim dengan normal.
Contoh kasus:
1. Deny, 35 tahun, kemampuan ereksi menurun secara bertahap selama 3 bulan dan kini tak dapat ereksi, badan terasa lemas, pinggang kurang bertenaga, tidak ada riwayat penyakit diabetes dan hipertensi, nadi halus, lidah merah selaput putih tipis. Setelah menjalani terapi selama 2 minggu, mulai mampu ereksi, namun tidak bisa bertahan lama, setelah 1 bulan terapi kini bisa berhubungan intim dengan normal.